The unfortunate story of Dita elephant
Dita adalah salah satu gajah liar yang berada di Suaka Margasatwa Balairaja Kec Pinggir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Berbeda dengan gajah liar lainnya, Dita harus berjalan pincang karena telapak kakinya sudah putus terkena jerat yang dipasang pemburu di daerah jalur jelajahnya.
Dita adalah gajah betina yang diperkirakan berusia 20-30th, Dita sering kali ditinggal rombongannya karena ketidak sanggupan dia mengiringi langkah teman-temannya, dan terpaksa hidup sendiri dari kebun-kebun masyarakat berikut ancaman dari masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaannya.
Pencarian Dita dilakukan secara berkelanjutan semenjak tanggal 18 Juni 2016 oleh ranger RSF (Rimba Satwa Foundation). Berawal dari laporan petani di Desa Balairaja yang mengatakan menjumpai gajah yang berjalan pincang di kebun miliknya, Tim ranger RSF menuju lokasi namun belum berhasil menemukan Dita, Monitoring pun dilakukan setiap hari untuk mendapatkan data dan foto Dita, dan akhirnya team ranger RSF pun berhasil mendapatkan kondisi Dita yang terlihat sangat kurus berikut foto Dita dari dekat.
RSF pun melaporkan hasil temuan ke BKSDA Riau dan Vesswicc untuk dilakukan analisis, sampai akhirnya BKSDA Riau mendatangkan Tim Dokter dari Vesswicc.
Tanggal 4 Agustus 2016 akhirnya Dita berhasil diobati bekerjasama antara BKSDA Riau, Tim Mahout, RSF, HIPAM dan Vesswicc.
Dita juga sudah pernah diobati pada tahun 2014 karena kondisi fisiknya tersebut. Proses pengobatan Dita kali ini dilakukan di Hutan PT KOJO Kelurahan Balairaja Kecamatan Pinggir, dengan mengerahkan 2 ekor gajah jinak yang didatangkan dari PLG, pengobatan berjalan cukup lancar, namun tetap mendapat hambatan seperti perlawanan dari 3 ekor gajah liar lainnya yang merupakan rombongannya, Satu diantaranya Getar (gajah jantan dewasa), satu gajah betina dewasa dan satu ekor lagi anak jantan diperkirakan berusia dibawah 5 tahun. Namun berkat kekompakan tim, langsung selama 2 jam dan berjalan lancar,Kaki Dita yang putus dibersihkan dan diobati.
Untuk pasca pengobatan, RSF akan terus melakukan monitoring, minimal 4 kali dalam seminggu, Apapun temuannya nanti kita akan tetap melaporkannya ke BKSDA.