Panggil Dia Dita – Gajah Betina Penghuni Kantong Populasi Balairaja
Kualitas dan kuantititas suatu habitat sangat menetukan pertumbuhan populasi dan kesehatan satwa penghuninya, berfungsi sebagai tempat mencari pakan, tempat berlindung dan tempat menjelajah yang merupakan sifat alami gajah sumatera, Sedangkan manusia memikili peran besar dalam proses perubahan bentuk suatu habitat tersebut, bisa memiliki peran baik, bisa juga sebaliknya berperan buruk yang menyebabkan kerusakan serta ancaman serius yang berakibat kepada kepunahan satwa didalam nya.
Dita, kita memanggil dia “Dita”, gajah betina penghuni kantong populasi Balairaja, Dita terpantau semenjak tahun 2010an, kondisi Dita berbeda dengan saudara-saudara nya yang lain, telapak kaki depan sebelah kiri Dita mengalami kelumpuhan total yang disebabkan oleh jerat. Kondisi ini menyulitkan Dita berjalan normal, ia harus berjalan dengan tiga kaki untuk menopang berat tubuh nya yang diperkirakan seberat tiga (3) ton.
Dita menjadi perhatian banyak pihak, Pemerintah, LSM, individu pemerhati satwa dan masyarakat prihatin melihat kondisi Dita, Di habitat nya Dita mendapat perhatian khusus dari masyarakat yang tinggal berdampingan dengan Dita, tapi disaat-saat tertentu Dita tetap mengalami perlakuan tidak baik dari petani yang merasa dirugikan oleh kehadiran Dita di kebun nya, Dita diusir menggunakan mercon dilempari batu yang memaksa Dita harus tersungkur berlari dari halauan masyarakat.
Sampai saat ini Dita telah mendapatkan perawatan khusus sebanyak 5 kali oleh tenaga medis satwa liar,kerja sama BKSDA,LSM dan individu peduli gajah Indonesia, tapi perlakuan khusus ini belum bisa memperbaiki keadaan sesungguhnya, selama habitat nya tidak mengalami perbaikan, gajah Dita akan tetap dengan tiga (3) kaki berlari menghindari mercon dan batu yang diarahkan ketubuh kurus nya. RSF